***
~~
„lo mau masuk?!“ tanya Phuwin sambil berjalan ke depan pintu.
„gak, gue cuma mau nanya keadaan lo gimana??“ balas Pond
„gak papa kok, makasih ya tadi“
„hhmm“ Pond hanya membalasnya dengan senyuman
„hati hati“ Phuwin berkata sebelum menutup pintu kamarnya, kata Phuwin ini hanya dibalas oleh senyum simple dari Pond yang memandang pintu kamar Phuwin.
„maaf Pond, gue beneran gak bisa berteman sama orang kaya“ kata Phuwin dalam hatinya sambil bersandar di pintu kamarnya
~~
~~
„win, win!!“ teriak Neo dari luar, „gimana? Udah siap belum??“ tambahnya
„ya elah“ gue cuma turun ke bawah terus jalan berapa menit langsung sampai ke tempat ospek, ngapain lo ngikut ?!!“ Phuwin membuka pintu kamarnya
„iya tau, gue cuma ngikut sampe ke depan gedung aja, trus balik“
„ya udah, lo beneran sok sokan ngejagain !! jijik tau“ ujar Phuwin sambil tertawa
„gak papa kale, lo kan brother gue!“ Neo merangkul bahu Phuwin dan mereka pun berjalan menuju depan gedung jurusan Phuwin untuk treasure hunting.
~~
„udah lo balik, gue udah liat kelompok ospek gue disana!“
„iya gue balik“ Neo berjalan balik menuju dorm mereka
~~
~~
„ok, ini kertas hint-nya, dibagikan ke yang lain. Kakak kakak yang lain juga udah siap di tiap sudut area kampus. Kumpulin HP kalian di box sini“ kata Zee sambil menjelaskan langkah langkah yang harus diikuti semua anak ospek.
„hp kalian nanti dibalikin, kita ngumpulin supaya kalian gak nyari hintnya di internet!“ tambah Zee menjelaskan.
„sepertinya kalian semua udah hadir. Yang terlambat biar derita mereka sendiri kenapa gak on time. Jadi 5 menit lagi kita mulai“ Ujar Arthit tegas
~~
Phuwin kebingungan karena dia tidak melihat tanda tanda dari Pond, pasangannya, untuk melakukan treasure hunting, sayangnya hp Phuwin sudah dikumpul di dalam box, jadi dia tidak bisa menghubungi Pond sama sekali.
„njir, ni anak kemana?! Kan janjinya sore ini, apa dia lupa ya sama treasure huntingnya?!“ Pikir Phuwin dalam hati gelisah karena dia harus melakukan semuanya sendiri.
~~
~~
~~
„AAAAHHHH“ teriak Phuwin ketika Arthit mengagetkannya
„anjirr !! kaget gue !!! gue kira apaan njir!!“ pikirnya dalam hati
„takut?!!“ tanya Arthit mengejek
„gak lah“ Phuwin berusaha meninggalkan Arthit
„mau kemana lo ?! gue belom selesai ngomong!!“
„mau ngomong apaan?!“
„lo anak beasiswa ya ?!“ tanya Arhit
„emang kenapa?!“ jawab Phuwin dengan nada jengkel karena tidak mau meladeni keanehan Arthit
„orang tua lo kerjaan nya apa!?“ pertanyaan yang di lontarkan Arthit ini membuat Phuwin emosi
„maksud lo apaan!?“ Phuwin berusaha menahan amarahnya
„kenapa?!! Gue kan cuma pengen tau ! emang salah?!“
Phuwin berusaha meninggalkan Arthit untuk menghindari pertikaian
„jangan lari dong, njir!! Pukulan lo masih gue ingat !!“ Arthit menahan Phuwin
„kak, kalo emang lo masih marah, gue minta maaf. Bisa gak lo gak gangguin gue?!“ Phuwin berusaha melepaskan genggaman Arthit
„enak aja lo !! lo lupa ya ?! gue kan udah bilang gue akan bikin lo menyesal udah bikin gue malu didepan anak lain!!“ Arthit mendorong Phuwin hingga ia terjatuh
Phuwin hanya berdiri diam dan berusaha meninggalkan Arthit.
„lo gak mau respon ?! jangan sok jago deh lo!!“ kata Arthit
Phuwin masih hanya terdiam, tidak ingin meladeni Arthit
Sikap Phuwin ini membuat Arthit emosi dan berusaha memukul Phuwin.
Phuwin hanya menutup matanya menunggu pukulan Arthit, pikirnya jika dia menerima pukulan dari Arthit, Arthit akan meninggalkannya dan tidak mengganggunya lagi
~
„kak, dicari sama kak Zee“ Pond tiba tiba muncul dan menahan pukulan Arthit, suara Pond ini membuat Phuwin kaget dan membuka kedua matanya
„oh, sultan !! hhm, hmm. ganteng banget kamu padahal lumayan gelap disini“ kata Arthit sambil melirik kearah Phuwin, ia berusaha bertingkah seakan-akan tidak terjadi apa-apa.
„kalo gitu kak Arthit balik duluan ya, kalian selesaikan permainannya baik-baik ya. Bye Phu“ Arthit menggenggam erat bahu Phuwin dan tersenyum ke arah Pond sebelum meninggalkan mereka berdua
~
~
„gue kira lo gak datang ?!“ Phuwin memulai percakapan
„gue ada kok dari tadi“ jawab Pond sambil menunjukkan lembaran treasure huntingnya
„ah . . . kalo gitu, lo udah mecahin code yang mana aja?!“ tanya Phuwin
„ehm . . . code yang gue udah dapet nunjukin kalo gue harus ke gedung teknik. Jadi gue duluan ya“ Pond segera berjalan meninggalkan Phuwin.
“kan harus bareng” pikir Phuwin dalam hatinya sambil melihat Pond yang berjalan menjauh
„aah !! bego banget lo, Phu!! Lo kan yang nyuruh dia buat jauhin lo!!“ Pikir Phuwin sambil menghela napas panjang dan kembali memandang kertas hint-nya
~
~
~
„sekarang kita udah di acara api unggun!! Kak Zee akan ngumumin siapa yang dapat harta karunnya. Dun dun dun dun dun . . .“ semua anggota ospek dan pengurus ospek, menghentakkan kaki mereka sambil menepuk-nepuk paha mereka.
„treasure pertama ditemukan oleh . . . . . . BEAM !! congrats ya dek Beam!!“ kata Zee
„dan yang ke dua . . . . . SULTAN !! alias Pond Naravit!!“ teriak Arthit sambil menarik Pond ke depan dan merangkulnya.
Mereka semua bertepuk tangan saat Beam dan Pond menerima harta karun mereka.
Acara dilanjutkan dengan pembakaran api unggun dan kembang api.
~
~
Waktu menunjukkan pukul setengah 2 pagi, semua anak mulai kelelahan. Untungnya besok adalah hari minggu, jadi semuanya bisa beristirahat dan tidur sepuas-puasnya.
~
„ya udah dek, kalian semua balik. Sisanya nanti kakak kakak yang bersihin“ kata Zee menutup acara dan menyuruh semua mahasiswa dan mahasiswi ospek untuk balik ke dorm dan ada yang balik ke rumah mereka.
~
~
Phuwin berjalan menuju dormnya, tiba tiba dia bersembunyi di belakang semak semak di samping gedung dormnya.
„kok gue ngerasa ada yang ngikutin ya!!“ pikirnya sambil melirik ke kiri dan kanan.
„perasaan gue aja deh. Kan si Tharn udah di tahan“ tambahnya sebelum keluar dari persembunyianya itu
Phuwin melanjutkan perjalanannya ke dorm, sesampainya di lift saat pintu lift mau tertutup tiba tiba ada yang berusaha menahan pintu lift untuk tetap terbuka.
„sorry, pintunya gue tahan, gue . . .“ Pond terengah-engah sambil membungkuk
„SULTAN!!“ teriak Phuwin dari dalam lift
„ngapain lo kesini?! Tanya Phuwin sambil menekan nomor lantai kamarnya
„eeeh.. gue . ..“ Pond mengangkat kepalanya dan kaget melihat Phuwin di dalam lift, dia pun masuk ke dalam lift bersama Phuwin. Phuwi hanya menatap Pond masih mengatur pernapasannya jadi belum juga sempat menjawab pertanyaan Phuwin, mereka sudah tiba di lantai empat.
Phuwin pun segera keluar diikuti oleh Pond
„sultan ?! lo kenapa“ Phuwin berhenti dan berbalik, lalu bertanya ke Pond dengan tatapan aneh karena Pond masih berdiri di depannya
„lo mau nginap di gue?!“ tambahnya lalu berbalik lagi sambil membuka pintu kamarnya
Pertanyaannya belum juga dijawab Pond, Phuwin mendengar suara pintu yang baru saja dibuka, dia pun segera berbalik.
„lo juga tinggal di dorm?!“ tanya Phuwin kaget melihat Pond yang membuka pintu kamar tepat didepan kamar Phuwin
„iya dari dua hari yang lalu“ jawab Pond tanpa berbalik melihat Phuwin
„tenang aja, gue gak bakalan gangguin lo kok. Kalo gitu selamat malam“ tambahnya sambil tersenyum ke arah Phuwin sebelum menutup pintu kamarnya
Phuwin speechless. Entah kenapa kata kata Pond itu membuat Phuwin merasa aneh
„kok gak enak dengarnya?!“ pikir Phuwin sambil meletakkan tangannya didada-nya.
~
~
„oh, selamat pagi, win. I meant selamat pagi Phuwin“ Pond dan Phuwin sama sama kaget saat mereka berdua membuka pintu kamar mereka secara bersamaan.
„hari pertama ngampus“ tambah Pond dengan senyuman canggung
„ya“ Phuwin hanya menjawab singkat dan segera menuju ke lift
~
„my brotherrrrr!!“ Neo ternyata yang juga ada di dalam lift segera memeluk Phuwin.
„sultan?! Lo juga anak dorm!!??” kagetnya
„iya“ jawab Pond
„eitss, seru dong!! Kita bertiga satu dorm. Beda lantai emang gue di lantai atas. Kapan kapan main ke kamar gue, tan!!“ kata Neo sambil merangkul bahu Pond.
dalam lift Phuwin hanya terdiam mendengar cerita Neo yang keluar dari mulutnya seperti bullet train itu.
“Neo, pagi pagi lo udah semangat banget. tumben” kata Phuwin sambil menutup telinganya.
“hari pertama aja, cuk. iyalah gue semangat. gak sabar liat teman sekelas gue” Jawab Neo semangat.
Setelah keluar dari gedung dorm mereka, mereka berjalan menuju gedung jurusan masing masing.
Phuwin segaja berjalan lebih cepat biar dia tidak datang bersamaan dengan Pond.
Pond yang sadar akan hal itu segera memperlambat langkahnya
~
Hari pertama berjalan dengan sangat lancar, Pond dan Phuwin duduk terpisah.
seperti biasanya Pond akan selalu menarik perhatian tidak hanya dari teman sesama mahasiswanya atau kakak tingkat tetapi juga dari para dosen dan semua itu karena status keluarganya.
Setelah semua pelajaran mata kuliah pada hari itu selesai, mereka berdua meninggalkan ruangan dan berjalan kembali ke dorm mereka. Pond keluar duluan diikuti Phuwin
Jarak mereka tidak terlalu jauh. Dari belakang Phuwin memperhatikan Pond, kelakuan Pond ini membuat Phuwin merasa bersalah akan kata kata yang sudah dia keluarkan di cafe, sayangnya hatinya masih keras. Dia tidak mau berhubungan dengan orang kaya sama sekali.
~
„pond, makasih“ Phuwin berkata dari belakang
„buat?“ Pond menoleh ke arahnya
„gue belum ngucapin terima kasih buat kejadian di cafe“ jelas Phuwin
„lo udah bilang kok“ Pond tersenyum ke arah Phuwin
“ahh, gitu ya. berarti gue lupa” Phuwin menggaruk kepalanya, canggung
“hhmm” balas Pond sebelum berbalik dan kembali berjalan
~
„Lo dapet ini dari mana???“ Phuwin menarik gantungan handmade yang terlihat seperti woody dari toy story
„ini gift, dari teman gue“ jawab Pond
„aah… sorry,“ Phuwin kemudian melepaskan genggamannya.
Tanpa mereka berdua sadari, mereka sekarang jalan berdampingan ke dorm mereka, walaupun masih dalam keadaan diam dan canggung mereka sama sama masuk ke dalam lift dan jalan menuju kamar mereka.
Mereka hanya tersenyum kemudian masuk ke dalam kamar mereka masing masing.
~
~
Phuwin segera mengacak-acak semua barang dan box simpanannya yang dia bawa dari rumahnya ke dorm.
„dimana ya?!“ kata Phuwin sambil terus mencari
Phuwin mendapat box kecil di dalam keranjang yang dia taruh diatas lemarinya, lalu dia membuka box itu dan mendapati gantungan yang sama dengan yang dimiliki Pond.
„tuh kan sama!! pemberian dari teman?? Kok dia bisa punya gantungan yang sama yang dibuat papa?!“ Phuwin bingung sambil menatap gantungan woody tersebut.
„Pond Naravit?? Who are you??“
~
***
***
next chapter : Kerikil Kehidupan X