***
~~
~~
Keesokan harinya Phuwin berusaha sebisa mungkin untuk menghindari Pond, walaupun didalam kelas juga Phuwin menghindari tatapan Pond sama sekali, dia juga pulang ke dorm duluan mendahului Pond dengan tujuan agar mereka tidak harus pergi ke cafe bersama-sama.
~~
„gue biasanya gak peduli, tapi kali ini kenapa anak-anak pada lihatin gue ya ?“ pikir Phuwin sambil berbaring diatas kasurnya. Dia kemudian berdiri dan berjalan menuju ke arah cermin
„gak ada yang aneh dengan penampilan gue“ kata Phuwin sambil melihat bayangannya dalam cermin
~~
„Pond, lo didalam gak ?! keluar bentar!!“ terdengar teriakan Neo dari depan kamar Phuwin, Neo meneriaki Pond untuk keluar dari kamarnya.
Mendengar teriakan Neo, Phuwin pun penasaran dan membuka pintu kamarnya untuk melihat apa yang terjadi.
„Neo, ada apa? Tumben lo gak ke gue tapi ke dia?!“ kata Phuwin
Neo tidak memperdulikan pertanyaan Phuwin dan terus menggedor-gedor pintu kamar Pond.
„woy, kalo pintunya rusak gimana? Kita gak bisa ganti nanti“ baru saja Phuwin mengatakan hal ini, Pond segera membuka pintu kamarnya
„maaf, gue baru selesai mandi“ ujar Pond sambil mengeringkan rambutnya
„mulai sekarang lo gak usah dekat dekat dengan Phuwin!!“ kalimat yang diucapkan Neo ini sontak membuat Pond dan juga Phuwin kaget.
„maksudnya?!“ Pond segera berhenti mengeringkan rambutnya dan fokus ke ucapan Neo
„lo jauhin Phuwin, kalo lo dekatin dia, lu berurusan dengan gue!“ tegas Neo
„ada apa Neo ?! emang Pond ngapain?? Tanya Phuwin dengan wajah bingung
Neo tidak berkata apa apa dan hanya menunjukkan layar hp-nya ke arah Phuwin, setelah melihat apa yang ditunjukkan Neo, Phuwin segera menoleh ke arah Pond dengan wajah marah dan air matanya pun jatuh.
Phuwin segera masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu.
„win!! Phuwin!!“ Pond berusaha menghentikan Phuwin untuk mendengar penjelasan, kenapa dia menangis, namum Neo menghentikannya
„gara gara lo,trauma dia bakalan muncul lagi Pond !! gue kira lo beda!! Gue udah kirim ke lo, lo baca aja sendiri!! Neo meninggalkan Pond dan masuk ke dalam kamar Phuwin.
Pond segera berlari ke dalam kamarnya dan mencari hp-nya untuk melihat apa yang dikirim Neo
„haah??“ Pond hanya bisa kaget meihatnya, hatinya hancur namun apa yang bisa dilakukannya, dia hanya bisa menggenggam erat ponselnya dan menendang kursi didekatnya.
~
~~
~~
Pond mendengar suara pintu yang terbuka, dia segera keluar juga dari kamarnya.
„Phuwin . . .“ Pond hanya mampu memasang wajah sedih. Namun Phuwin tidak terlihat malah Neo yang muncul didepannya
„Pond, sebaiknya sekarang lo menjauh sebentar, sampai keadaan mereda. Karna kalo lo berdua dilihat orang lain yang ada gosipnya semakin membesar. Beruntung Phuwin karna gosip hanya baru di area kampus. Lo mau dia dikejar sama paparazi ato media berita lainnya?! Status lo bisa membahayakan dia, Pond ! gue harap lo ngerti, Pond !! karna kejadian seperti ini sudah pernah terjadi“ setelah mengatakan hal ini, Neo kembali masuk kedalam kamar Phuwin.
~~
~~
„lo mau kemana?!“ Neo kaget melihat Phuwin yang terlihat sedang bersiap-siap akan pergi keluar
„Phuwin!! Gak usah maksain diri kayak gini dong!! Nanti gue yang gantiin lo di cafe, tenang aja!!“ tambah Neo
„Neo, lo tau kan! Gue gak suka kalo gue nyusahin orang lain!“ balas Phuwin sambil menghela napas panjang
„Phuwin, gue kan udah bilang berapa kali, lo itu sodara gue dan gue ini sodara lo! Jadi gak ada cerita orang laing orang lain!! Ngerti gak!?“ Neo menahan Phuwin dan menyuruhnya untuk tidur saja, istirahat yang cukup
„tenang aja, kalo ada apa apa, gue segera balik ke sini. Jadi jangan lupa untuk nelpon gue!! Sekarang lo istirahat terus gue yang gantiin lo di cafe!“ Ujar Neo sambil menaruh roti yang tadi sebelumnya sudah dibeli dan meninggalkan kamar Phuwin
~~
~~
Pond hanya termenung melihat tweet dari akun gosip itu, dengan perasaan yang tak kunjung tenang, dia menunggu pesan dari seseorang, tiba tiba hp-nya bergetar tanda akan adanya panggilan masuk
„gimana phi?! Bisa diurus ?!“ ternyata orang yang ditunggu tunggu tidak lain dan bukan adalah Joss
„bisa Pond, Cuma butuh waktu memang untuk dilacak! Tergantung seberapa cepat phi Luke kerjanya, mungkin besok atau lusa kita udah bisa tahu siapa di balik akun gosip itu.terus Phuwin gimana ?!“ tanya Joss setelah menjelaskan
„Neo marah, dan dia masih dikamar. Sumpah Phi, aku gak tau sama sekali !“
„traumanya kambuh, dia butuh seseorang Pond“
„maksudnya phi?! Phi tahu apa yang terjadi dengan Phuwin“
„gak, Phi gak tahu pasti, tapi yang jelas kejadian seperti ini pernah dia alami dan maafin Phi ya, soalnya ini bukan cerita Phi jadi Phi gak berhak buat cerita ke orang orang“
„tapi kan ini aku, Phi- masa aku sendiri yang gak tau apa apa“
„tunggu aja, kalau Phuwin nyaman dia bakalan cerita kok“
„bagaimana mau nyaman Phi, dia udah jauhin aku dari kemarin“
„terus kamu mau menyerah?! Kalau emang kamu beneran sayang, ya jangan menyerah !“
„iya phi, tapi aku juga gak mau dia benci sama aku!“
„Pond, selama kamu bermaksud baik, tunjukin ke Phuwin kalau kamu peduli sama dia, buat dia merasa nyaman daa aman, Phi yakin, dia gak akan benci sama kamu!“
„iya Phi, tapi harus mulai dari mana, semuanya udah kacau— eh Phi bentar, aku dengan suara pintu kamarnya Phuwin dibuka“ kata Pond menghentikan ucapanya
„ya udah, ini tandanya. Mulai dari awal lagi- dia sekarang butuh seseorang! Kamu harus ada buat dia!“
„baik Phi, kalau gitu aku tutup teleponnya“
„iya, Pond. Kalau Phi Luke udah dapat hasilnya nanti Phi kabarin“
„iya Phi, bye“
„hhmm“ Gumam Joss sebelum panggilanya diputuskan oleh Pond
~~
~~
Pond membuka pintu tapi Phuwin tidak terlihat sama sekali, dia mengetuk ngetuk pintu kamarnya Phuwin pun tidak mendapatkan jawaban sama sekali. Tiba tiba dari jendela koridor terdengar suara motor dari parkiran
„Phuwin?!“ Pond kaget melihat Phuwin dari jendela yang sedang memanaskan motornya
„kamu punya motor“ pikirnya dalam hati
~
Pond mengambil helm dan jaketnya, dia pun segera turun berjalan ke arah parkiran, sayangnya Phuwin pergi duluan menuju pagar keluar kampus. Pond segera menyalakan motornya dengan niat untuk mengejar Phuwin.
~
„lo mau kemana win, jauh banget!“ Pikirnya sambil mengikuti Phuwin dari belakang
„gue tahu, lo bakalan marah kalau tahu gue sedang ngikutin lo, tapi gue gak mau lo melakukan hal yang aneh!“ tambahnya
~
Sambil terus mengikuti Phuwin, mereka akhirnya tiba di kota lain, selama kurang lebih 6 jam perjalanan. Kota tempat dimana Phuwin lahir dan tumbuh besar
„Phuwin, apa yang terjadi ?! kenapa kamu ke rumah baru mamamu?! Biasanya kamu lakuin ini hanya disaat kamu merasa gak kuat dan mau menyerah!! Kenapa gak telepon om?!“ Pond memandang ke arah Phuwin yang berjalan memasuki area TPU (tempat pemakaman umun), Phuwin berjalan menuju kearah makam ibunya, tempat dimana dia curhat semua isi hatinya. Phuwin sangat dekat dengan ayahnya, namun disaat Phuwin sedang sedih dia tidak mau curhatan kesedihanya itu menggangu pekerjaan sang ayah, jadi disaat dia sedih hanya makam ibunya tempat dia bisa bercerita segala, sedangkan kepada ayahnya dia menceritakan hal hal yang bahagia dan menyenangkan.
~~
~~
„kenapa ?! kenapa?!“ suara Phuwin terdengar samar samar disertai dengan suara tangisan, Pond dari jauh mendengar semuanya itu, namun dia tidak mampu menunggu lama untuk segera berjalan kearah Phuwin.
Melihat Phuwin yang hanya bisa tertunduk memangis di samping makam sang ibu membuat hati Pond begitu hancur. Tanpa berkata apa-apa Pond segera merangkul Phuwin.
~
„lo ngapain disini?!“ Phuwin mendorong Pond
„lo ngikutin gue sekarang!! Lo maunya apa sih!! Puas sekarang?! Gue an udah bilang jauhin gue!!“ Phuwin menangis dengan keras, dan Pond segera memeluknya
Walaupun Phuwin berusaha mendorongnya, berusaha memukulnya, Pond tidak peduli dia hanya mau memeluk Pond
„terserah lo mau mukul gue, mau tampar gue, mau dorong gue! Gue gak bakalan lepasin lo yang kedua kalinya“
Sore hari itu, Phuwin mengalami break down. Hal yang biasanya dia lakukan sendiri di dalam kamar, untuk pertama kalinya Phuwin tanpa memikirkan apa-apa mengalami break down di depan orang lain. Phuwin selalu berusaha menampikan ke Neo bahwa dia orang yang kuat tapi di depan Pond seorang, Phuwin menunjukkan titik terlemahnya dia.
~
Pond tidak berkata apa-apa dia hanya memeluk Phuwin sambil mengusap-usap kepala Phuwin, menandakan kalau dia ada disini dan semuanya akan baik-baik saja.
“gue akan selalu ada buat lo, win” kata Pond sambil mempererat pelukannya
~~
~~
Waktu menunjukkan pukul setengah sembilan malam, Phuwin sudah terlihat tenang.
„bisa berdiri?!“ tanya Pond kepada Phuwin
„hhmm“ Phuwin hanya bergumam sambil menganggukkan kepalanya
„ayo“ ajak Pond sembil menggenggam tangan Phuwin dan membantunya berdiri, namun Phuwin berusaha melepaskan genggamannya.
Pond mempererat genggamannya, dan melihat kearah Phuwin
„gue gak bakalan lepasin!“ mendengar ucapan Pond ini, Phuwin hanya tertunduk dan mengiikuti Pond
~
Sesampainya mereka di tempat parkiran, Pond segera memakaikan Phuwin helm yang dia ambil dan pegang dari samping makam, terus menyalakan motornya tanpa berkata apa apa
„gue juga bawa motor, Pond“ Phuwin berusaha berjalan kearah tempat dimana dia memarkir motornya. Namun langkahnya dihentikan oleh Pond
„sama gue! Motor lo nanti gue bawa lagi besok!“ Pond menarik Phuwin kearah belakang menandakan agar Phuwin segera naik keatas motornya.
„Pond“ Phuwin memanggil Pond dengan nada kecil
„cepetan naik“ Pond tidak menghiraukan Phuwin, dia hanya mau Phuwin untuk segera naik dibelakang motornya.
„sebentar!“ kata Pond yang tiba-tiba turun dari motornya lagi, segera membuka jaketnya dan memakaikannya di Phuwin
„gue juga ada jaket, Pond!“ Phuwin berusaha melepaskan jaket Pond lagi
„iya tahu !! tapi sebentar lagi kayaknya mau hujan, jaket lo gak anti air!“ Pond menahan tangan Phuwin yang berusaha membuka jaketnya
„terus lo bagaimana?! Lo kan yang di depan?!“
„gue kebal dingin!“
Kata Pond ini berhasil membuat Phuwin tersenyum, Pond pun juga membalas senyuman Phuwin dengan senyumnya.
„ayo naik, sebelum hujannya turun“ kata Pond, sebelum menyalakan motornya lagi dan segera meninggalkan TPU
~~
~~
„Pond, hujannya udah turun. lo gak kedinginan?!“ mereka baru setengah perjalanan, hujan ternyata sudah turun dengan deras. Phuwin berteriak dari belakang menanyakan keadaan Pond. Pond hanya menggelengkan kepalanya
„kita berhenti sebentar, gimana ?!“ tanya Phuwin
„gak papa, udah setengah perjalanan! Kalau berhenti kapan tibanya di dorm!“ Pond tetap bersikeras untuk tidak berhenti dan berteduh dari hujan deras tengah malam itu
~~
~~
„Pond, lo gak papa?!“ Tanya Phuwin setibanya mereka di depan pintu kamar masing-masing
„gak papa, nanti motornya aku bilangin Phi Joss bawa ke kampus“ jawab Pond sambil tersenyum
„gak papa, gue bisa balik sebentar pas selesai kuliah. Jaket lo nanti gue balikin kalau udah selesai dicuci!“
„jaketnya gak papa, lagian lo mau balik ke sana bagaimana?! 6 jam loh! Gak papa, nanti Phi Joss yang bawa balik motornya!“
„iya deh kalau soal motor, tapi jaket lo nanti gue balikin segera!“
„gak papa, istirahat aja lo, 5 menit lagi jam 3!“
„ini kan jaket favorite lo, masa tinggal di gue!“
„ini pintu kamar gue, itu pintu kamar lo! Gue gak kemana-mana, jadi santai aja! Balas Pond sambil menunjuk kedua pintu kamar mereka.
„ya udah, lo masuk, mandi terus istirahat!“ tambah Pond
„lo juga!“
„hmm“
Mereka berdua masuk ke kamar masing-masing.
~~
~~
**flashback 10 tahun yang lalu**
„ini buat kamu“ kata Phuwin sambil menyondorkan gantungan ke arah Pond
„beneran buat aku?!“ tanya Pond
„iya, Papa yang buat, biar sama dengan yang ini. Papa bilang kamu kemarin nyari gantungan yang sama di toko-toko“
„iya tapi gak dapat“
„emang gak akan dapat, itu kan buatan sendiri“ Phuwin tertawa mendengar perkataan Pond
„iya ya!! Hahahah, bodohnya aku!!“
„ya udah pasang di ranselnya!!
„gak bisa“
„mau om bantu?!“ Tanya Ayahnya Phuwin
„iya om!! Makasih“ Jawab Pond semangat dan segera memeluk erat Ayahnya Phuwin.
**flshback end**
~~
~~
Pond memeluk erat gantungan pemberian Phuwin dan Ayahnya, sambil menangis dengan terseduh ia berkata
„maafin Pond, Om. Maafin Pond terlambat. Pond gak tau kalau Om juga sudah pergi!!“
Pond menangis sambil mengingat kembali bahwa tadi di makam itu ada nama yang dikenalnya, disamping makan Ibu Phuwin ternyata terbaring juga Ayah Phuwin, orang yang dianggap Pond sebagai ayah sendiri, yang merawat Pond saat dia masih kecil sebelum pergi ke Amerika.
„maafin aku win, aku terlambat !“
~~
~~
***
next chapter : Kerikil kehidupan XII