Kerikil Kehidupan XIII

***

~~

~~

“pond ?!” panggilnya, namun Phuwin tidak mendengar balasan sama sekali
ya iyalah bego, kan masih di kampus!“ katanya tersadar kalau hari ini baru jam makan siang, yang artinya Pond memang tidak ada dikamarnya.

Dia segera kembali masuk ke kamarnya

~~

~~

Neo kembali ke dalam kamar Phuwin sehabis membeli makan

ini KFC lo, gue beli dengan cinta dan kasih sayang!“ Ujar Neo sambil menunjukkan senyuman dengan wajah kesal.
mahal banget, njir“ tambahnya

„berapa ?“ tanya Phuwin

gak usah, ini traktiran gue, sebagai seorang kakak yang baik“

„lebay“

„ya, kan emang iya“

„ha ha ha“ Phuwin menghela napas mendengar ucapan Neo

makan, dek. Selagi hangat!“

„idih, jijik banget !!“ Phuwin melempar tisu ke wajah Neo

mulai sekarang, gue bakal panggil lo adek. Terus lo manggil gue abang!“

„gak mau, njir.“

„gak boleh gitu dek. Harus dengar kata abang!“

„ewww !!!“ Phuwin hanya menutup telinganya sambil berteriak

~~

hampir 40 menit lamanya mereka berdua makan siang didalam kamar Phuwin

„gue balik lagi ke kampus, masih ada jam pelajaran sore ini“ Ujar Neo sambil mencuci tangannya setelah selesai makan ayam KFC

iya, gue udah gak papa“ balas Phuwin

nanti gue balik lagi ke sini!“

„gak usah, lo istirahat, gue juga istirahat“

„ya udah, kalau gitu gak usah ke cafe. Ijin aja ke Phi Singto. Biar gue yang gantiin“

„ya elah, nanti bayarannya gimana ?!“

„gak papa, kan lo adek gue!“  kata Neo sambil mengambil bajunya.

jijik“ Phuwin hanya mampu tertawa

gue balik“ Neo berjalan menuju pintu kamar Phuwin dan meninggalkan Phuwin sendirian di kamar.

~

Ruangan kamar Phuwin yang tadinya heboh, tiba-tiba sunyi senyap. Suara kicauan burung dari luar jendela yang hanya menemani Phuwin disiang itu. Rasa kesepian semakin besar ditambah dengan hembusan angin yang menerbangkan kain gorden tipis di kamar Phuwin.

Phuwin duduk kembali diatas kasurnya setelah mengambil bingkai foto di rak buku dekat tempat tidurnya. Bingkai foto yang sempat dia rampas dari tangannya Pond.

Phuwin tenggelam dalam tatapannya, melihat fotonya waktu dia kecil yang di gendong sang ayah dan di sampingnya terbaring sang ibu yang lemas di atas tempat tidur rumah sakit.

Memejamkan matanya, Phuwin mengingat kembali kenangan masa lalu

. . . . .

. . . . .

**flashback**

ini foto pas kamu baru lahir. Tapi karena kondisi mama yang sudah lemah, mama hanya bisa terbaring diatas tempat tidur. Untuk gendong kamu saja, mama gak kuat. Makanya papa yang gendong, terus di fotoin sama tante Jennie“ kata Ayah-nya Phuwin sambil menujuk fotonya ke Phuwin.

opa dan oma dimana, papa?“  tanya Phuwin yang masih berumur 6 tahun.

opa dan oma sibuk, jadi gak bisa datang!“ jawab Ayah-nya Phuwin sambil mencium kepala Phuwin

**flashback end**

. . . . .

. . . . .

Phuwin hanya memeluk bingkai foto tersebut dan menangis, kesadaran akan kenyataan bahwa kedua orang tuanya yang sudah tidak ada pun semakin membesar.

Waktu menunjukkan pukul 3 sore, matahari masih menerangi bumi tapi Phuwin merasa bahwa hanya ada kegelapan didalam kamarnya.

Melihat foto kedua, yaitu foto dirinya dan tante Jennie semakin membuat Phuwin sedih, dia pun berbaring diatas kasurnya

. . . . .

. . . . .

**flashback again**

phu.. kamu kan sering nanya, kenapa oma dan opa gak datang ke pemakaman papa, kan ?“ Tanya tante Jennie, kepada Phuwin yang baru merayakan ulang tahun-nya yang ke-17 minggu lalu

„iya, kenapa tante ?!“ tanya Phuwin

tante ceritain semuanya biar kamu tahu, karena kamu udah besar“ kata tante Jennie ini sontak membuat Phuwin mengkerutkan jidatnya menunjukkan wajah penasaran.

jadi hubungan tante dan papa sama opa oma itu gak baik. Makanya kamu gak pernah ketemu mereka. Tante dan abang diusir dari rumah“ cerita tante Jennie

abang ??“ tanya Phuwin bingung

maksudnya papa kamu“ tante Jennie menjelaskan

kok diusir!!“ nada Phuwin semakin meninggi

iya, kan tante transgender. Jadi diusir, karena bagi mereka punya anak transgender itu memalukan buat nama keluarga, bagi mereka tante ini udah mati kok. Nah Cuma abang, papa kamu, yang membela tante, disaat keluarga besar mencaci maki.
Saat tante tinggal di apartment kecil, itu juga dibayarin sama abang. Abang sering ke tante, kunjungan untuk cek keadaan tante gimana, disitu abang ketemu sama mama kamu, Hana. Hana kerja di apartment, dia yang bersih bersih lobby. Abang jatuh cinta ke hana. Sayangnya ketahuan sama opa dan oma. Opa dan oma waktu itu sudah menjodohkan abang dengan anak dari teman masa kecil mereka. Karena abang yang nekat gak mau mutusin hubungannya dengan Hana, jadi abang juga diusir, karena membangkang ke orang tua.
Abang sama tante mulai lagi dari awal, dari nol. Kadang tante nyuruh abang buat gak usah ngaku kalo tante ini adeknya, karena nanti di bully di kantor“ tante Jennie meneteskan air mata, Phuwin melihat itu segera memeluk tante-nya

gak papa, tante sedihnya ke abang kok. Tante udah gak peduli ke oma opa“ ungkap Jennie

„phuwin gak mau manggil mereka oma opa. Mereka bukan siapa-siapanya kita kan!“ kata Phuwin sambil menatap tantenya

iya, iya. Tapi tante ceritain ini bukan berarti tante nyuruh kamu buat marah ya. Tante cerita karena kamu udah besar, jadi kamu harus tahu“ ujar tante Jennie sebelum melanjutkan ceritanya

nah, orang yang dijodohkan dengan papa kamu ini,namanya Nina, sudah punya pasangan juga, makanya dia gak mau dijodohkan sama papa kamu, Cuma dia gak berani bicara ke ayah sama ibunya, takut diusir. Jadi papa kamu yang duluan bicara. Waktu abang di usir,  Nina tahu, jadi Nina kasih pekerjaan ke abang di salah satu cabang perusahaan milik mereka, dan disitulah kita bisa mulai kembali, bisa sewa rumah, di samping rumah Neo,
Saat kamu lahir, Nina dan keluarga kecilnya juga datang untuk menjenguk, Karena sibuk Nina sering nitip Popon di tante, terus tante jagain kamu dengan Popon“ tante Jennie berdiri dan membuka laci di bawah meja, untuk mengambil album foto masa kecil Phuwin

ini Popon, kamu masih ingat gak?“  tanya tante Jennie sambil menunjuk Popon

iya, tante tahu kan aku gak suka kalau nama dia disebut.“

„nah makanya kamu harus dengar cerita sebenarnnya.
Karena hubungan kamu dan Popon yang dekat. Makanya tante Nina bilang kamu juga sekolah bareng Popon. Itu sekolah dasar yang isinya orang-orang kaya“

„hhm, aku ingat“ balas Phuwin sedikit kesal

nah, disekolah itu, ada anak-anak dari bos-nya abang, kamu pernah ke tempat kerjanya papa kan?“ tanya tante Jennie

iya“

„ada perasaan aneh gak?“

„gak ada sih, Cuma mereka emang sering lihat papa, kayak sering ditatap gitu. Phuwin gak ngerti, hubungannya apa, tante ?!“ tanya Phuwin dengan wajah kebingungan

nah, karena Popon yang dekat sama kamu, papa kamu juga dekat sama tante Nina yang punya perusahaan, dan kamu yang bukan anak seorang bos bisa bersekolah di sekolah yang isinya anak orang kaya semua, muncul gosip yang tidak baik tentang papa kamu“

„GOSIP!??“

„iya, gosip yang tidak baik“

„maksudnya???“ Tanya Phuwin dengan nada penasaran dan wajah bingung

„ada gosip yang tersebar di kantor, kalau papa kamu itu selingkuhannya tante Nina dan Popon itu sebenarnya anak hasil selingkuhan papa kamu dan tante Nina. Awalnya gosip ini gak terlalu dipikirin sama abang dan tante Nina juga om Andrew. Om Andrew ini suaminya tante Nina, dia tahu semua cerita tentang papa kamu dan tante Nina, makanya waktu itu dia nyuruh tante Nina dan Popon untuk sebaiknya tinggal di luar negeri. Biar gosipnya mereda.

„kok mereka tega sih, buat gosip yang gak baik, tante ?!“ Phuwin hanya bisa menunduk, tangannya mulai gementar

Tante Jennie segera memeluknya.

kalau kamu sedih, biar nanti aja tante lanjutin“ kata tante Jennie yang langsung segera dibantah oleh Phuwin

gak papa, tante. Phuwin cuma mikir, selama ini Phuwin benci ke Popon karena mikir kalau Popon ninggalin Phuwin, ternyata ini alasannya“ ujar Phuwin

ya udah, tante lanjutin. Gosip yang dipikir bakal mereda ternyata gak. Malah semakin memanas. Muncul gosip yang bilang kalau tante Nina dan om Andrew udah bercerai karena abang.
Orang orang dikantor semakin mencibir dan membully papa kamu. Mereka sengaja ngasih pekerjaan yang berat ke abang, nyuruh abang untuk lembur sampai subuh dikantor, semua itu dilakukan supaya papa kamu berhenti dari pekerjaannya. Makanya-“ cerita tante Jennie dipotong oleh Phuwin

„makanya gak ada yang bantuin, waktu papa jatuh pingsan karena serangan jantung ??“  Phuwin menatap tante Jennie yang terdiam, air mata Phuwin pun tercurah tak henti

Phuwin ingat semuanya, tante. Papa jatuh di depan aku, Phuwin berteriak minta tolong tapi gak ada yang bantu. Yang ada Phuwin ingat tatapan mereka, mata mereka yang melihat Papa yang terbaring kaku“

„maaf, maafin tante. Tante ingatin kamu lagi tentang hal itu!“ tante Jennie memeluk Phuwin

„aaahhhh, haaaaaaaa“ tangisan Phuwin pecah pada hati itu, seluruh kemarahan dan kebenciannya terhadap orang kaya pun muncul. Phuwin menangis terisak-isak

Tante Jennie hanya memeluk Phuwin yang sedang menangis dengan suara keras.

~~

~~

Pada saat siang itu, biasanya tante Jennie yang menjemput Phuwin, tapi karena ada shift pagi. Jadi tante Jennie tidak bisa menjemput Phuwin saat pulang sekolah, alhasil Ayahnya Phuwin yang menjemputnya. Mereka berdua ke kantor sambil menunggu tante Jennie.

Saat Ayahnya Phuwin mau mengisi botol minumannya Phuwin,disitulah Ayahnya Phuwin jatuh pingsan didepan Phuwin sambil menahan dadanya, mendengar suara kesakitan yang dikeluarkan sang Ayah, Phuwin yang waktu itu berumur 8 tahun pun berteriak ketakutan. Ada orang-orang disekitar mereka, tapi tidak ada yang menolong, mereka berbisik bahwa Ayahnya Phuwin pantas mendapatkan hukuman karena sudah merusak keluarga lain. Dan penyakitnya itu adalah karma yang harus dia terima

Karena tidak adanya pertolongan yang cepat, Ayah Phuwin meninggal dalam pelukan Phuwin yang sedang menangis. Anak kecil yang polos dan tidak mengerti apa-apa hanya berpikir bahwa orang-orang tidak menolong karena mereka memang bukan dokter.

Ternyata setelah dia beranjak dewasa baru dia tahu alasan kenapa tidak ada yang memanggil Ambulance.

Dia ingat dengan semua tatapan orang-orang kepada Ayahnya, makanya disaat dia tahu tentang semua hal yang terjadi di keluarganya, perasaan benci terhadap orang kaya pun membesar. Phuwin tidak ingin mengetahui siapa oma dan opa-nya. Yang dia tahu di dunia ini keluarga dia cuma satu, yaitu tante Jennie seorang.

~~

tante, keluarga aku cuma tante aja, gak ada yang lain. Jangan ninggalin aku ya“ Kata Phuwin dalam pelukan tante-nya

Mendengar ucapan Phuwin ini, tante Jennie pun mempererat pelukannya.

**flashback end**

. . . . .

. . . . .

~~

Phuwin merasa capek hampir seharian menangis, memgingat semua kejadian tidak adil hanya karena status social, dia pun tertidur sambil memeluk bingkai foto orangtuanya.

~~

~~

Phu ?!, Phuwin ??, gue udah balik dari cafe“ teriak Neo sambil mengetok pintu kamar Phuwin.

Phuwin terbangun dari mimpinya, dan segera menuju ke pintu untuk dibukakan.
Karena baru saja bangun, kedua mata Phuwin terlihat sembab dan bengkak

mata lo sembab banget. Masukin handuk di freezer trus kompres mata lo, biar gak terlalu bengkak besok“ kata Neo sambil menyodorkan kantong plastik bawaannya

apa ini?!“ tanya Phuwin sambil mengucek-ucek matanya

nasi goreng. Dimakan ya !!“

„makasih bang neoooooo!“ Phuwin mengeluarkan jurus senyum imutnya dengan mata yang terlihat sembab

ya udah, abang balik dulu ke kamar!“ ujar Neo sambil menepuk pundak Phuwin dan mengangkat alisnya

oh iya, tadi siang ada yang balikin motor lo. Orangnya tinggi, kayak pernah lihat, tapi gue lupa“ ini kuncinya

ah, mungkin Phi Joss. Makasih makanannya dan kuncinya“ Phuwin tersenyum sambil melihat Neo yang berjalan memasuki lift.

~

Langkah Phuwin terhenti saat dia hendak masuk ke kamarnya

dia gak balik ?“ kata Phuwin dalam hatinya melihat gantungan tas yang isinya jaket masih terlihat di gagang pintu kamar Pond.

udah jam 9 malam, hampir setengah 10“ pikirnya lagi setelah melihat waktu di jam tangan miliknya

Phuwin kembali ke kamar dan melihat hp-nya, berpikir kalau mungkin Pond sudah membalas pesannya.

belum dibalas ?! biasanya dia yang paling cepat balas pesan. aneh“  kata Phuwin, namun dia tak terlalu memikirkannya, mungkin Pond hanya sibuk dengan urusan pribadinya.

Dia pun melanjutkan untuk membuka dan memakan makanan yang dikasih oleh Neo.

~~

Waktu menunjukkan pukul 11 malam, namun Phuwin belum juga mendengar langkah kaki didepan kamarnya. Dia pun mengambil hp-nya dan mengirim pesan ke Pond

~

Phuwin menunggu beberapa menit setelah mengirim pesan ke Pond, namun karena tidak mendapat balasan dia pun memutuskan untuk tidur.

mungkin dia udah tidur“ pikirnya

~~

~~

Keesokan harinya Phuwin memutuskan untuk tidak pergi ke kampus, karena matanya yang masih sembab dan badannya yang terasa tidak enak, jadi dia mau beristirahat dikamar, mengumpulkan tenaganya kembali.

*ding* dong*

oh,pesanan gue udah datang“ Phuwin memesan online ayam KFC, dan sepertinya pesanannya itu sudah datang. Dia segera memakai sendal untuk turun ke bawah mengambil pesanannya

Saat dia kembali dari bawah dan berjalan ke arah koridornya dia melihat ke arah pintu kamar Pond. Sadar akan belum mendapat balasan pesan dari Pond,Phuwin merasa kalau kamar Pond terlalu sunyi, dia pun mengambil hp-nya dan mengirim pesan lagi ke Pond

~

~

Baru saja selesai memakan ayam KFC yang dipesannya, tiba tiba hp Phuwin bergetar, tanda kalau ada pesan masuk.

akhirnya di balas“ ujar Phuwin sambil membuka pesannya

~

~

Phuwin kaget ternyata pesan yang didapatnya itu dari Phi Joss, bukan Pond. Dia segera membalas pesannya dan berusaha mengecek keadaan Pond di kamarnya.

~

„Pond–“ Phuwi kaget karena baru saja memegang gagang pintu kamar Pond, ternyata Pond tidak menguncinya dan pintunya terbuka.

Pond, lo di dalam ?!“ Phuwin memasuki kamar Pond yang sedikit gelap dan pengap.

„Pond?“  panggil Phuwin lagi sebelum menyalakan lampu kamar

ASTAGA!!“ teriaknya kaget melihat Pond yang terbaring lemas di tempat tidur

ya ampun!! POND !! POND!!“ Phuwin menaruh tangannya di leher dan jidat Pond, merasakan suhu yang lumayan tinggi.

Phuwin mengeluarkan hp nya dan segera memberitahukan Phi Joss tentang keadaan Pond yang demam didalam kamar.

~

~~

~~

***

next chapter : Kerikil Kehidupan XIV