***
~~
~~
Bersamaan membuka pintu kamar mereka pada pagi hari itu membuat suasana serasa canggung, bagaimana tidak, Pond dan Phuwin sama-sama tidak bisa tidur tadi malam karena memikirkan hal-hal yang baru saja mereka lakukan.
Seperti orang kasmaran pada biasanya, jantung yang tugasnya memompa darah kini tugas lainnya juga yaitu menunjukkan rasa gugup dan malu pada kedua insan yang baru saja mulai berpacaran secara resmi itu.
„selamat pagi“ sapa Pond memulai percakapan sambil tersenyum malu
„haii“ Phuwin membalas sapaan Pond dengan senyum tersipu malu yang tertera diwajahnya.
Senyuman dengan wajah merona sedikit kemerahan ditambah dengan pipinya yang kissable membuat Pond harus berusaha menahan diri untuk sekedar memeluk pacarnya, dikarenakan banyak mahasiswa lain di koridor dorm mereka yang juga sedang ramai bersiap-siap untuk pergi ke kampus
„ayo ke kampus“ ajak Pond
~
~
Pond dan Phuwin menunggu anak-anak dorm yang lain menaiki lift duluan supaya mereka bisa berduaan sendiri di dalam lift.
„jangan dipegang !! kalau ada yang lihat, gimana ?!“ kata Phuwin sesaat setelah dia merasakan genggaman Pond pada tangannya
“gakpapa–“
„tadi malam aku udah telepon mama dan papa, kasih tahu tentang kita. Mama dan papa bilang mau makan malam bersama“ kata Pond tidak mempedulikan ucapan Phuwin saat mereka berdua sedang menunggu pintu lift terbuka
„serius ?! kapan ?“ tanya Phuwin kaget
„aku bilang ke mama, waktunya biar kamu yang tentukan“
„eh ? gak sopan itu. Biar om sama tante aja yang tentukan, siapa tahu mereka sibuk“
„gak papa kok, mereka selalu ada waktu buat anak mantu mereka“ godaan Pond ini hanya dibalas oleh dorongan manja dari Phuwin dibagian lengannya
„ini gak kecepeta—-“ Phuwin belum juga menyelesaikan kalimatnya namun ia segera menarik tangannya dari genggaman Pond yang sontak membuat Pond menoleh kearahnya kaget dikarenakan pintu lift terbuka dan ada sosok yang ia kenal didalamnya
~
„heeeh!! Masih pagi gue udah lihat orang pacaran!!“ ternyata yang sedang berada didalam lift itu Neo
„pacaran apanya!!“ kata Phuwin malu lalu berjalan duluan memasuki lift
„gak bisa lo bohongin gue!“ kata Neo sambil melirik kearah Pond dan menaikkan alisnya, Pond hanya membalas lirikan Neo dengan senyuman
„apaan sih!“ Phuwin masih juga denial
„ya lo mikir aja, tadi malam gue mau balikin baju lo yang gue pinjam, eh malah liat orang pelukan di koridor. Malas banget anjing!! Gue jomblo!!“ kata Neo sambil menatap ke arah Phuwin
„haaaah????“ Phuwin kaget mendengarnya, wajahnya memerah tak lupa juga telinganya ikut memerah
„iyalah !! pacar lo ngode ke gue pas lo berdua lagi backhug backhug kan. Gue diusir, njing!!“
„POND !!!“ Phuwin hanya meneriaki nama Pond yang berdiri tepat di belakang Neo yang sedang menatap dengan senyuman gantengnya
„ya maaf, soalnya kan lagi pelukan. Kalau diganggu kan gak enak!!“ kata Pond manja sambil bersembunyi di belakang Neo karena takut dipukul oleh Phuwin
„aduh, gak usah bucin di depan gue. Noh, udah sampai di lantai dasar !! buruan ke kampus“ ajak Neo ke Pond dan Phuwin.
„baju lo nanti gue balikin pas pulang kuliah“ sambungnya
Mereka bertiga berjalan menuju kampus dan menuju ke gedung jurusan masing-masing
~
~
Mereka bertiga berpisah, Phuwin dan Pond jalan memasuki gedung fakultas mereka.
Dikarenakan tatapan mahasiswa lain yang ada dilantai dasar, membuat Phuwin merasa tidak nyaman jalan bersamaan dengan Pond, dia pun mempercepat langkahnya namun tangannya ditahan oleh Pond
„yang, jangan cepetan jal—“ kata Pond sambil menahan Phuwin, namun mulutnya segera ditutup oleh kedua telapak tangan Phuwin
„gak usah manggil ‘yang’, kalau ada yang dengar gimana“ Phuwin berbisik, wajahnya berdekatan dengan wajah Pond
„sayang, justru kamu seperti ini yang buat anak-anak semakin curiga–“
„bentar, mama telepon“ sambung Pond, dan akhirnya Phuwin melepaskan tangannya dari mulut Pond.
„nih lihat. Mama lagi nelpon“ ujar Pond lagi sambil menunjukkan layar hp-nya ke Phuwin
~
„halo ma??—eh tungguin“ Pond mengangkat panggilan dari sang Ibu namun ia juga meneriaki Phuwin yang terlihat akan meninggalkannya berjalan menuju pintu lift.
Bukan karena Phuwin tidak mau bersama-sama dengan Pond, namun wajahnya mulai memerah karena malu dan takut kalau seandainya Ibunya Pond akan berbicara dengannya.
Phuwin pun hanya berdiri diam disebelah Pond
„iya ma, aku udah baikan. Ada Phuwin kok“
„gak, Phuwin bilang biar mama sama papa aja yang nentuin kapan makan malamnya“
„Phuwin?? iya, dia ada disamping aku“
Mendengar semua jawaban Pond, Phuwin pun segera berbalik melihat ke arah Pond sambil menggelengkan kepalanya, tanda kalau dia tidak mau berbicara dengan calon ibu mertua-nya. Namun Pond sengaja tetap memberikan hp-nya ke Phuwin walaupun dia sudah melihat wajah malu kemerahan dari sang kekasih
~
„iya tante, ini Phuwin“
„iya, baik-baik aja“
„malam ini ?? gak kecepetan ya tante??—
„aah, iya gak papa. Nanti aku ijin aja ke cafe“
„iya, aku kasih hp-nya balik ke Pond“
~
„iya ma, bentar malam ? jam 6 ? ok ma“
„baik ma, love you“
Belum juga lima detik Pond baru menutup telepon dari Ibunya, Phuwin langsung memukul perut dari Pond yang berdiri didepannya
„lo sengaja ya !!“
„aaack, enggak lah“
„ini kecepetan gak sih!! Baru kemarin malam jadian, masa udah makan malam“ kata Phuwin sambil berbisik
„cepetan apanya Phu, ini udah—“
„udah sepuluh tahun, yaaaa tauuuu“ Phuwin memotong kalimat Pond
„ayok ah, ke kelas. Entar terlambat lagi“ sambung Phuwin sebelum mereka berdua berjalan menuju lift
~
~
„kamu masuk duluan, aku mau ke wc bentar“ kata Pond yang memberikan Phuwin ranselnya
„iya“ balas Phuwin
Seperti biasa, Phuwin selalu duduk dibagian belakang dan Pond, sang bintang kelas, selalu duduk di kursi bagian depan.
Phuwin pun menaruh ransel Pond di kursi yang biasa Pond duduki dan dia menuju ke kursi dibagian belakang yang biasa dia duduki.
Phuwin merasakan tatapan dari mahasiswa lain didalam kelas yang memperhatikan gerak-gerik mereka, namun seperti biasanya juga, Phuwin tidak terlalu mempedulikannya
~
„kok kita duduknya pisah sih“ kata Pond sambil memegang ranselnya lalu duduk di kursi kosong tepat disebelah Phuwin.
„kan kamu biasanya duduk didepan“ Phuwin membalas tanpa membalikkan tatapannya kearah Pond karena masih sibuk mengeluarkan buku dari dalam ransel miliknya
„gak ah, mulai sekarang duduknya bersebelahan!“ protes Pond
„iya, iya! Bawel deh!“ Phuwin menoleh kearahnya dan memberikan senyuman paksa
Semua mahasiswa lain yang berada didalam kelas pun memperhatikan mereka dengan wajah bingung, namun dua insan itu pun tidak mempedulikan tatapan mereka, sikap Phuwin yang memang sedari dulu tidak peduli dengan pandangan orang lain terhadapnya dan Pond yang tidak pedulikan orang lain juga karena didalam pikirannya hanya ada Phuwin seorang.
~
~
„Pond, kamu makin lama makin dekat ya ! anak-anak entar curiga gimana?!“ bisik Phuwin yang merasa lengan Pond sudah menempeli lengannya
„ya gak papa, kan tinggal bilang aja kita pacaran!“ Pond berbisik lagi membalas ucapan Phuwin
„kamu ternyata nge-gas juga ya!“ Phuwin mencubit tangan Pond yang mau memegang tangannya
Pond pun hanya menoleh dan tersenyum ke arah Phuwin, tanpa mempedulikan orang lain. Namanya juga lagi kasmaran, bahkan angin pun tak mampu mengalihkan pandangan Pond dari wajah menggemaskan sang kekasih, Phuwin.
~
~
Setelah selesai pelajaran, mereka dan beserta mahasiswa yang lain berjalan meninggalkan ruangan. Dengan langkah yang sengaja diperlambat, mereka berdua berjalan di bagian paling belakang dari teman seangkatan mereka.
„Pond, kamu duluan aja balik ke dorm, aku ke gedungnya Neo bentar. Mau tanya, bisa gak dia gantiin aku di cafe lagi“ Phuwin berkata kepada Pond sambil menahan lengan bajunya
„gak usah, Phi Joss udah dapat orang yang gantiin kita berdua kok“ balas Pond
„eh ? gak ah, aku masih mau kerja disana!“
„iya aku tauu, bukan gantiin selamanya, Cuma bentar doang! Kan kasian juga si Neo, kalau dia ada urusan lain gimana. Makanya aku bilangin ke Phi Joss untuk cari pengganti“
„ooh, kirain. Emang siapa?“
„Phi Krist dan Phi Nammon, temannya Phi Joss“
„jadi, kita balik ke dorm sekarang“ sambung Pond sambil merangkul pinggang Phuwin yang membuat Phuwin segera mendorongnya
„Pond, kita masih dikampus!!“ Phuwin menatap Pond dengan wajah kaget sambil melihat kearah kiri dan kanannya.
Walaupun tidak mempedulikan pandangan orang, namun tak bisa dipungkiri kalau skinship yang dilakukan Pond terhadapnya tetap membuat dia kuatir, bukan karena takut akan pandangan orang lain, melainkan Phuwin takut jika dia tidak bisa mengontrol respon alami dari tubuhnya akan sentuhan dari Pond seorang
„berarti kalau di dorm gak papa kan??“ Pond berjalan mendekati Phuwin sambil menunjukkan tatapan menggodanya
„gilaaaaa“ tawa Phuwin yang langsung meninggalkan Pond
Pond hanya berdiri menatap Phuwin yang berjalan didepannya sambil tersenyum, lalu mengejarnya
~
~
Mereka berdua sekarang berada di kamar masing-masing, Pond tidak perlu menyiapkan apa-apa karena perihal makan malam ini hanya seperti pulang ke rumahnya saja sedangkan bagi Phuwin ini hal yang membuatnya gugup
„Phu, bukain pintunya“ teriak Pond sambil mengetok pintu kamar Phuwin
„bentar“ jawab Phuwin dari dalam
„aku harus pakai baju yang mana?“ sambungnya sambil menunjukkan dua kemeja yang dia pegang ditangannya sesaat setelah membukakan pintu kamarnya
„semuanya bagus kok, Phu!“
„ughh, jawabannya basi banget!“
„yang, kamu gak perlu gugup kali!“ Pond melingkari lengannya pada perut milik Phuwin dari belakang yang sedang berdiri di depan cermin sambil mencocokkan baju mana yang pas untuk makan malam
„buat kamu kan cuma balik ke rumah, buat aku gak!“
„itu juga nanti kan jadi rumah kamu“ gombal Pond
Phuwin hanya menggelengkan kepalanya mendengar gombalan Pond yang sedang memeluknya dari belakang
~
~
Joss sudah memberitahukan Pond sebelumnya kalau dia tidak bisa menjemput mereka dan Karena keadaan Pond yang baru saja sembuh dari demamnya, Phuwin menyarankan mereka untuk tidak mengendarai motor melainkan mereka berdua menggunakan taksi untuk pergi ke rumahnya Pond
„selamat sore om, tante“ Phuwin memulai menyapa orang tua Pond yang sudah menunggu mereka berdua didepan pintu
„Phuwin . . . .“ Ibu Pond segera memeluk Phuwin yang belum juga sempat menghentikan langkahnya
„hai, nak . . .“ Ayahnya Pond juga segera memeluk Phuwin yang sudah lebih dulu dipeluk oleh istrinya
Makan malam berjalan dengan lancar, ayah dan ibu Pond tahu kalau topik pembicaraan tentang keluarga Phuwin akan menyakitinya, jadi selama makan malam mereka membicarakan hal-hal yang hanya membawa tawa saja.
~
„gimana makan malamnya nak Phuwin ?“ tanya Ibunya Pond sambil berdiri didepan pintu rumah mengantar Phuwin dan Pond yang akan segera balik kembali ke dorm mereka
„enak sekali tante, terima kasih atas undangannya“ jawab Phuwin dengan senyuman sungkannya
„sering aja ke sini, barengan dengan Pond juga. Biar tante gak kesepian dirumah“
„iya tante, kalau gak ada kuliah“
„jadi udah resmi ya kalian. Kalau udah mau nikah bilangin aja ke om, nanti om urusin semuanya“ Ujar Ayahnya Pond menggoda pasangan muda itu
„masih lama om—“ belum juga selesai mengucapkan kalimatnya, Phuwin sudah langsung dipotong oleh Pond
„nanti pa, kalau udah lulus“ kalimat ini sontak membuat Phuwin hanya bisa menatap Pond sambil mencubit perutnya.
Kelucuan mereka ini membuat semuanya tertawa, kecuali Phuwin yang masih malu-malu dengan keluarga yang baru ditemuinya lagi setelah sekian lama.
„ya udah pa, ma. Aku dan Phuwin balik dulu“ tutup Pond, mereka semua berpelukkan
~
~
„yang, mau kemana ?! sini“ kata Pond kaget melihat Phuwin yang berjalan keluar pintu pagar
„loh, bukannya kita mau balik?!“
„iya, pakai mobil aku aja“ Pond membukakan pintu mobil sport-nya dan mempersilahkan Phuwin untuk masuk
„Pond, ini gak terlalu mewah ya ?? kan kita balik ke dorm ?!“ Phuwin ragu karena semua penduduk dorm bahkan mahasiswa lain pasti akan kaget melihat mobil mahal ini disekitar kampus mereka
„kalau gitu aku ganti aja, ikutin maunya kamu“ Pond mencubit kedua pipi milik Phuwin
„yang ini gak papa ?“ sambungnya bertanya, memperlihatkan salah satu mobil yang dipilihnya di dalam garasi besar itu
„iya deh“ Phuwin mengiyakan mobil bmw yang dipilih Pond, masih mobil mahal tentunya tapi setidaknya tidak seperti mobil sport tadi yang akan mencuri perhatian seluruh warga komplex.
~
„eh, gak boleh gerak !“ tiba-tiba Pond berteriak mengagetkan Phuwin yang langsung melepaskan pegangannya pada sabuk pengaman
„hah ? kenapa ?? gak boleh dipegang ??“ tanya Phuwin kebingungan
„gak, biar aku yang pasangin sabuk kamu“
„YA TUHAAAN, POND !!!!“
„hehe“
Pond segera mendekatkan dirinya ke begian kursi penumpang untuk menarik tali sabuk mengaman
*juubb*
Seperti biasa Pond akan melakukan apa saja untuk mengambil kesempatan mencium bibir sang kekasih, Phuwin.
„mulai ! mulai lagi!“ Phuwin mulai mengerti maksud dari tingkah aneh Pond didalam mobil
„yang, dari pagi aku gak nyium kamu itu tuh serasa gak makan seharian!“
„bilang aja napsu!“
„gak kok, yang“ Pond mencium lagi pipi dari sang kekasih sebelum menyalakan mesin mobilnya
Phuwin yang duduk disebelah Pond pun hanya menghelakan napas panjang karena kelakuan unik dari Pond Naravit seorang
~
Selama perjalanan balik mereka mendengarkan lagu dan menyanyikan lagi bersama, mereka mengulang lagi kisah mereka untuk mengenal satu sama lain. Walaupun sepuluh tahun berpisah, Pond dan Phuwin merasa bahwa tidak ada satu pun yang berubah dari perasaan mereka waktu kecil, yang masih belum mengenal cinta.
makanan kesukaan, game kesukaan, anime kesukaan, band kesukaan, hal yang dibenci dan tidak suka dilakukan, hobby, dan lainnya tidak ada perubahan yang ada hanyalah penambahan hal-hal baru bersamaan dengan bertambahnya usia mereka.
~
„yang, aku mau nanya. Kalau kamu gak nyaman bilang ya ?“ tanya Pond saat mereka berdua sedang berdiri didepan pintu kamar mereka masing masing
„kalau aku tulis status kita di sosial media, boleh gak ??“ sambungnya sambil menggigit bibirnya karena gugup untuk mendengar jawaban Phuwin
„go public maksudnya ??“
„iya, tapi kalau kamu gak nyam—“
„gakpapa. . .“ jawab Phuwin sebelum Pond menyelesaikan kalimatnya
Mendengar jawaban Phuwin, Pond pun segera memeluknya dengan erat karena kesenangan
„SERIUS ?? berarti kalau kita gandengan atau pelukan di tempat umum, gakpapa ??“
“iyaaaa”
“ciuman ?”
“yang itu gakk ! masa ciuman ditempat umum sih, Pond” tawa Phuwin dalam pelukan Pond
“aku gak masalah sih—“
“tapi ini beneran serius gakpapa aku umumin kita ??” tanya Pond lagi
„iyaaaaa“ Phuwin menjawab sambil tersenyum
„kan om sama tante udah tau“ sambungnya
„makasih“ Pond mempererat pelukannya
„ya udah, kamu masuk gih, udah tengah malam. Istirahat. Kamu kan baru sembuh“
„iyaaa . . . . . . . .“
„hm?“ Mendengar jawaban Pond yang terdengar kecil membuat Phuwin bingung
„demamnya balik lagi?“ tambahnya sambil meletakkan tangannya pada dahi Pond
„gakkk, cuma aku rasa, hari ini waktu berjalan cepat ya. Gak ada waktunya pacaran sama sekali“ ungkap Pond diikuti dengan wajah cemberutnya
„aku kira apaan–“
„Pond . . . . kan masih ada besok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan dan tahun tahun yang akan datang- gak usah cemberut dong!“ Phuwin sedikit memiringkan kepalanya untuk menatap wajah Pond yang terlihat cemberut
„selamanya ya??“ tangan Pond meraih sisi wajah milik Phuwin dan menatap sang kekasih dalam
„iya, selamanya . . .“
END
~
~
~
whats happenning in social media
Pond’s Twitter
breaking news !!!
Phuwin’s twitter
Neo ikutan kena dampak
reaksi anak kampus