Never Be The Same IV

***

~~

~~

Mendengar tawa dari Sang Pangeran, Maximilian memutuskan untuk tidak akan menahan dirinya lagi pagi hari ini. Dia merangkak ke atas Sang Pangeran dan membaliknya tubuh sang Pangeran kembali ke posisi normal, yaitu terlentang menghadap keatas

Pangeran Alexander yang merasakan lingkarang tangan Maximilian pada perutnya saat sang Ajudan membalikkan badannya itu mulai tersenyum dengan mata yang masih ditutupi perban. Senyuman yang dipancarkan diwajahnya membuat sang Ajudan semakin membara, ditambah lagi dengan kondisi tubuh yang belum berpakaian sehelai pun dan selangkangan yang kotor akibat cairan yang keluar, membuat mr.P dari Maximilian pun berkedut.

Sebenarnya gambaran untuk merawat dan menjaga Pangeran Alexander sendiri saja sudah membuat si mr. P miliknya selalu tegang, apalagi sekarang dia berkesempatan untuk melihat segala selut beluk tubuh milik Sang Pangeran, membuat libidonya tak terkendali.

Bukan berarti dia senang akan apa yang terjadi pada Pangeran Alexander, namun Maximilian merasa sedikit lega, karena setidaknya Pangeran Alexander tidak melihat penisnya yang selalu tegang saat berdekatan dengannya.

„Yang Mulia?“

„hm?“

Maximilian masih terpukao dan tak habis pikir bahwa bibir dari Sang Pangeran yang sedari dulu diperhatikannya itu akan dia kecup

„Yang Mulia?“ panggilnya lagi sambil tangan kirinya mulai menangkup pipi kanan milik sang Pangeran

„Ya—hmm“ sepersekian detik saat Pangeran Alexander baru menjawab panggilan darinya, Maximilian dengan segera melumat bibir berwarna pink itu.

Pangeran Alexander sedikit kaget, namun langsung juga membalas ciuman dari sang Ajudan.

Awalnya hanya ciuman-ciuman yang menggemaskan, Maximilian mencium bibir dari Pangeran Alexander, lalu mencium hidungnya, terus ke kedua pipinya dan lalu ke dahi milik Sang Pangeran. seluruh bagian wajah milik Sang Pangeran diciumnya dengan penuh kehangatan

..

..

„huh??“ tanya Pangeran bingung.

Ya, Maximilian menghentikan ciumannya

„Maximilian??“

„maafkan saya, Yang Mulia. Tapi saya rasa, saya tidak bisa melanjutkannya“

„maksudnya??“—„Maximilian!?“

„maaf, Yang Mulia . . . .“

“huh?”

Kebingungan dengan apa yang baru saja dilontarkan oleh Maximilian membuat Pangeran Alexander berusaha bangun dari tidurnya dengan posisi yang sama sekali belum berubah, Maximilian masih berada diatasnya.

„aahhh . . .“ desah Maximilian, saat tekuk  Pangeran Alexander mengenai selangkangannya

„kamu tegang ??“

„i,iya Yang Mulia“

„hahahahahah“ tawa Pangeran Alexander üecah saat mendengar ujaran dari Ajudannya itu

„Maaf. . . . i cant control it“

i said it already, right ?? who said you should control yourself“—„so, come here“ Pangeran Alexander kembali merebahkan tubuhnya keatas kasur

..

..

„fuck . . . . . .“ pikir Maximilian

..

Dengan posisi tubuhnya yang masih berada diatas sang Pangeran, tangan Maximilian menangkup kedua pipi dari Pangeran Alexander dan mulai mencium bibir milik Yang Mulia lagi.

„oh gosh..“ kata Maximilian disela-sela ciumannya karena masih merasa tidak percaya bahwa dia saat ini sedang mencium Sang Pangeran.

„hm?“ Maximilian melepaskan ciumannya, dia terjekut saat merasakan lidah basah milik Pangeran Alexander didalam mulutnya. Namun, tanpa menunggu lama dia pun membalas serangan lidah milik sang Pangeran itu.

Segala ruang mulut milik mereka berdua, dirasakan oleh kedua lidah dari masing-masing. Ciuman yang basah dan bergairah itu berlangsung cukup lama.

Entah apa yang dipikirkan oleh Maximilian, namun tanpa disadari dia melepaskan ciumanyna dan mulai meyerang bagian telinga dari Sang Pangeran. Dijilatnya telinga Pangeran Alexander dengan penuh gairah dan meninggalkan salivanya disana, lalu ciumannya menjalar ke arah leher.

„ah . . . .ah“

„ah . . .  hhm . .“

Desahan demi desahan terdengar keluar dari mulut sang Pangeran.
Segala inci dari rahang dan leher Pangeran Alexander dijilatnya dengan begitu bersemangat karena libidonya yang sedang tinggi, diisapnya bagian leher dari Pangeran dan meninggalkan bekas disana.

Leher Yang Mulia saat ini dibasahi dengan saliva milik sang Ajudan dan terhiasi dengan bekas bekas ciuman disana. lalu ciumannya turun dari leher ke bagian tulang selangka dan . .

„ackk..“

Karena hawa napsu yang sudah membara, tanpa sadar Maximian menggigit tulang selangka milik Pangeran.

„ma..maaf Yang Mulia“

„hahaha“ tawa Yang Mulia kecil lalu, ia menarik tengkuk milik sang Ajudan dan mendekatkan telinganya lalu berbisik
„bite me more . . .“ kata Pangeran Alexander sambil mengigit bibirnya

Pangeran Alexander menjepit tubuh Maximilian dengan kedua kakinya seakan-akan sebagai tanda untuk tidak boleh sang Ajudan melepaskan tubuhnya lagi.

Merasakan kaki Pangeran Alexander yang melingkari perutnya, membuat Maximilian berpikir kalau ini adalah tanda ‚lampu hijau‘ dari sang Pangeran. Namun dia dikagetkan dengan jari-jemari Pangeran Alexander yang sekarang sedang berusaha membuka kancing baju miliknya

„Yang Mulia??“

..

..

„do me . . i cant wait any longer“

..

..

Maximilian dengan segera membuka kemejanya, lalu mulai menindihkan tubuhnya diatas tubuh Pangeran Alexander.

Ia mencium dan melupat bibir dari Pangeran Alexander. Suasana semakin membara saat akhirnya Maximilian memberanikan diri duluan untuk menggunakan lidahnya saat mencium sang Pangeran.

„hhm uaah . . .“

*visualisasi*

Desahan tak henti henti keluar dari mulut keduanya, mereka berciuman seakan-seakan tidak akan ada hari esok.

Ciuman basah yang sedang terjadi ini membuat mereka berdua lupa untuk bernapas.

„ben . .tar . . . .“ kata Pangeran Alexander melepaskan ciuman mereka sambil mengatur-ngatur napasnya

„ahh . . haa . . ha . .  Maafkaan . . saya Yang Mulia . . .“ ujar Maximilian lagi disela-sela napasnya
“Yang Mulia jadi susah bernapas” sambungnya lagi

“gak papa. hehehe” tawa Pangeran Alexander terdengar.

Melihat wajah Pangeran dari dekat seperti ini dalam kondisi tubuh saling menempel dan pinggulnya yang masih dijepit oleh kaki Sang Pangeran, membuat penis Maximilian berkedut takaruan.

..

“aku juga rasa kok . . “

..

“hm ?” Maximilian memasang wajah kebingungan saat mendengar ucapan Pangeran Alexander

“kamu juga udah keras kan dibawah sana”

“Yang . .  Yang Mulia . .”

..

..

“aahhhh . . .”

Maximilian mengerang saat jari-jemari Pangeran berusaha mencari Mr.P miliknya itu disela-sela tubuh mereka.

“Yang Mulia…” katanya lagi sungkan

Namun Pangeran Alenxander tidak menhiraukannya

“ah . . .” tangan Yang Mulia tepat berada didepan benjolan celananya dan mulai meramas penis milik sang Ajudan

“aah… ah.. ahh..” Pangeran Alexander memainkan penis sang ajudan, kini mereka hanya dipisahkan oleh celana Maximilian yang masih ia kenakan

..

“hmm.. euuhh” Maximilian melupat bibir sang Pangeran karena ia tak ingin suara desahannya semakin membesar

..

Pangeran Alexander menurunkan tangannya yang satu lagi dan berusaha membuka kancing celana milik Maximilian.

Kali ini Maximilian tidak mengomenrari apa-apa, dia tetap melumat bibir sang Pangeran dan meninggalkan beberapa tanda lagi di leher dan tulang selangka sang Pangeran. Maximilian membiarkan Pangeran Alexander membuka celananya.

Jujur, hal ini adalah hal yang sudah ditunggu-tunggu oleh Maximilian sejak lama.

..

“kamu udah keluar??” tanya Pangeran Alexander saat merasakan penis Maximilian yang basah

“hm.. ahh” Maximilian tidak mampu menjawab pertanyaan simpel itu karena tangan Pangeran Alexander dengan lihai mulai mengocok-ngocok penisnya yang baru dikeluarkan oleh sang Pangeran dari celananya itu

“ooh.. god !! Yang Mulia !!” Maximilian merasakan tubuhnya melemah, ia menyandarkan kepalanya pada dada sang Pangeran dan mulai mendesah serta mengatur napasnya yang sudah tak beraturan

..

“i’m happy that you like it”-

..

shit !!” pikirnya dalam hati, Maximilian tak menyangka kalau Pangeran Alexander akan senakal ini

..

“kiss me more . . “ kata Pangeran Alexander menggoda sambil tangannya terus menerus mengocok penis sang ajudan

..

Maximilian kembali melumat bibir sang Pangeran, namun ia tak mampu berlama-lama

“mau keluarr… Yang.. Mulia”

“ahhh”

“uhmm uhhm”

..

..

“aah” Maximilian membusungkan dadanya dan akhirnya mengeluarkan cairan birahinya itu, kaki dan tubuhnya bergetar tak karuan. Ia tak menyangka akan mendapat kenikmatan yang luar biasa hanya dari ‘handjob’ semata.

tanpa sengaja, air maninya itu mengotori perut milik sang Pangeran.

dengan tangannya, ia mulai mengusap cairan miliknya itu, namun Pangeran Alexander menariknya lagi dari tengkuk.

“kamu gak mau buka celana kamu ??” tanya Pangeran Alexander sambil berbisik

..

..

„Yang Mulia . . .“ Maximilian mengecup kening milik sang Pangeran

..
„lets take it slowly, hm?“ tambahnya

..

„aku tahu kamu pasti sudah sadar dari dulu kan . .“  kata Pangeran Alexander sambil cemberut

„mudah ditebak ya?“

Dari tatapan keduanya yang sudah ditunjukkan dari dulu, membuat mereka berdua sadar kalau mereka berdua tertarik dengan satu sama lain, namun status keduanya yang membuat mereka tidak berani untuk menyatakan perasaan dan hanya saling memandang.
Pangeran Alexander yang merupakan keluarga kerajaan dan Maximilian yang merupakan Ajudan serta sahabat dari Putra Mahkota yang merupakan kakak dari Pangeran Alexander membuat mereka sama-sama menahan diri

„ya kan sama-sama. Aku merhatiin kamu, kamu merhatiin aku. Gak mungkin kau gak sadar“

„iya sih, Cuma saya tidak berani. Karena saya adalah Ajudan Putra Mahkota“

„jeez…“

„kita masih punya banyak waktu berdua disini“

„tapi aku udah nungguin kamu dari dulu“

„Yang Mulia, kalau Yang Mulia cemberut seperti ini, hati saya tidak kuat melihatnya“

„ya udah, kamu minggir deh“

„Yang Mulia“

„ya ya ya… terus aja panggii Yang Mulia…“— „aku mau mandi“

Pangeran Alexander mendorong tubuh Maximilian yang berada diatasnya dan menggeser tubuhnya ke arah sebelah kiri kasur.

„sungguh menggemaskan“ pikir Maximiliain dalam hati yang melihat Sang Pangeran meraba-raba selimut untuk menutup tubuhnya yang masih telanjang itu

„anterin aku ke kamar mandi“ perintah Pangeran Alexander

„hahaha…“ tawa Maximilian pelan melihat kegemasan Pangeran Alexander
„Yang Mulia sudah berapa kali keluar ? hm? Kita lanjutkan besok aja ya, soalnya saya tidak mau kondisi Yang Mulia memburuk karena saya?“ tambahnya lagi sambil menangkup kedua pipi Pangeran Alexander

„iyaaaaaa.. aku tauuuu“

„gemes!!“

„ugh, kata itu lagi, udah bosan aku dengarnya“

Maximilian tidak membalas apa-apa, hanya mencubit kedua pipi Pangeran dengan gemas

„aaahhh.. gak usah cubit dulu. antarin aku ke kamar mandi“

„iya… Yang… Mulia…..“ balas Maximilian dengan mengejek yang langsung membuat Pangeran Alexander mendorongnya.

Jujur saja, Melihat Pangeran Alexander yang ingin melakukan hal lebih membuat hasrat Maximilian untuk memiliki sang Pangeran seutuhnya semakin besar namun dia tentu saja masih memikirkan kondisi tubuh Pangeran yang sudah beberapa kali mencapai klimaxnya itu. Tentu saja sebesar apa pun napsu birahinya tetap kesehatan Yang Mulia Pangeran Alexander yang nomor satu baginya, ia tak mau berlaku egois dan menyakiti atau memperparah keadaaan sang Pangeran. karena itu Maximilian sudah tidak sabar untuk hari esok segera datang biar dia bisa melanjutkan apa yang baru saja dia dan Pangeran lakukan

~~

~~

„Bathupnya sudah saya isi dengan air lumayan hangat, Yang Mulia“

„gak panas kan ?!“

„tidak, Yang Mulia“ kata Maximilian lagi sambil memasukkan tangannya ke dalam air di bahtup

ya udah—“ Pangeran Alexander yang baru saja mau memangkat kakinya untuk melangkah masuk ke dalam Bathup dihentikan oleh Maximilian

„eh eh. Bentar Yang Mulia?“

„huh?? Kenapa??“ tanya Pangeran Alexander bingung

„sebaiknya Yang Mulia shower dulu, terus berendam di bathup“

„kenapa gak langsung aja??“

„seandainya Yang Mulia bisa melihat….“

„lihat apa?“

„dari perut sampai ke kaki, Yang Mulia…“—“ semuanya kotor…..“

„kan tadi udah dibasuh sedikit dengan handuk, kok masih kotor??“

„itu.. punya saya—–“

aahh ok ok !!“ telinga Pangeran Alexander memerah saat mendengar balasan dari sang AJudan, ia langsung menghentikan Maximilian untul tidak melanjutkan apa yang ingin sang Ajudan katakan.

~~

Maximilian menekan tombol yang ada di depannya, lalu air dari shower pun turun membasahi keduanya

„kamu ikutan shower juga?“

„kan saya juga kotor, Yang Mulia“

Maximilian lalu mengambil sponge dan menuangkan sedikit sabun cair ke sponge tersebut.

„tangan kirinya diangkat Yang Mulia“

„kenapa?“

„biar plester bekas infusnya tidak basah“

Sambil sang Pangeran mengangkat tangannya, Maximilian mulai menggosok bagian leher lalu ke bahu dan tulang selangka sang Pangeran

„terlalu banyak tanda disini, Yang Mulia“—„maafkan saya“

„hhm.. kamu dari tadi minta maaf terus“

„soalnya saya takut, kalau saya bertindak kelebihan dan menyakiti Yang Mulia“

„hickey doang, kalau sakit pasti aku bilangin“

Maximilian tersenyum lalu melanjutkan gosokannya kearah perut dan belakang milik sang Pangeran.

Maximilian menyadari bahwa penisnya kembali berkedut saat dirinya melihat bentuk lekukan tubuh Pangeran Alexander yang membelakanginya

„ayolaah, Maxi junior!! Gak usah bertingkah!! Pangeran lagi sakit!“ katanya dalam hati sambil menunduk ke arah penisnya sendiri.

Lekukan tubuh Pangeran dari belakang terlihat sangat menggoda apalagi bagian bokong yang terlihat sangat empuk

„pengen gigit“ pikirnya lagi, namun ia harus menahan diri.

Tangan Maximilian lalu menurun kearah bokong Pangeran Alexander dan menggosoknya.

Ia sedikit penasaran karena tidak ada suara desahan yang di keluarkan sang Pangeran walaupun gosokannya sudah menurun dan masuk ke bagian selangkangan dari kedua kaki Pangeran Alexander lalu mengenai buah sakar dari sang Pangeran.

„Yang Mulai??“ panggil Maximilian dan menempatkan kepalanya tepat disamping kepala Pangeran

„hm?“ Pangeran Alexander berbalik kerah kirinya tepat dimana suara Maximilian terdengar

wajah mereka berdua pun bertatapan. Maximilian bisa merasakan napas yang keluar dari hidung sang Pangeran.

Tidak tahan dengan kegemasan sang Pangeran, Maximilian langsung mencium pipi milik Pangeran Alexander.

„katanya tadi udah…. Gak mau lanjut“

„iya, Yang Mulia. Tapi hanya ciuman boleh kan??“

„kamu sadar gak?“ tanya Pangeran Alexander

„sadar akan hal apa, Yang Mulia?“

aku belum sikat gigi dari tadi, terus kita udah ini itu“ balas Pangeran Alexander sambil tersenyum

„malam kan udah. jadi gak papa“

„ohooo, udah mulai non-formal ngomongnya“

„hehehe, sedang diusahakan. Yang Mulia“

~~

~~

bagaimana Yang Mulia? Airnya belum dingin kan ?“ tanya Maximilian saat Pangeran Alexander merendamkan badannya ke dalam bathup

masih hangat. Tapi bukannya aneh ya,  ngapain berendam lagi kan tadi udah shower!“ balas Pangeran Alexander

„ya, berendam air hangat biar badannya lebih enakan, Yang Mulia. Kan tadi keluarnya bany—“

„iya iya iya !! dibahas lagi !!“—„kamu gak ikut berendam?“

„ini baru mau masuk“

Mereka berdua duduk didalam bathup sambil berhadapan, ukuran bathup yang agak sedikit besar itu membuat mereka bisa leluasa bergerak dan meluluskan kaki saat berendam

„ Yang Mulia ?“

„hm?“

Yang Mulia sengaja ya?“ tanya Maximiliam sambil menggigit bibir bawahnya

apa…an ??“  balas Pangeran sambil menoleh kearah kirinya

hhmmm………..“ Maximilian lalu merangkak ke arah Pangeran Alexander didepannya dan memalingkan pandangan Pangeran kembali kearahnya. Walaupun masih dalam keadaan ditutupi oleh perban namun Maximilian bisa membayangkan dengan jelas bagaimana mata Pangeran Alexander dan sudah pasti akan terlihat sangat cantik jika dilihat dari jarak dekat yang seperti sekarang ini

nakal banget kakinya. Kan udah dibilang besok baru dilanjutin“ Maximilian lalu mencium bibir Pangeran yang tepat berada didepannya

Ternyata sedari tadi Pangeran Alexander menggunakan kakinya untuk bermain-main dengan penis Maximilian didalam bathup, rasa geli dan terangsang membuat Maximilian ingin melakukan banyak hal kepada Pangeran Alexander didalam bathup ini, apalagi dengan kondisi mereka berdua yang sama-sama telanjang bulat membuat fantasi sex Maximilian menjalar kemana-mana

Ciuman yang basah membuat mereka berdua lupa untuk bernapas

„Yang Mulia, bagaimana sensasinya saat melakukan hal-hal tadi dalam keadaan tak bisa melihat? hm?“ bisik Maximilian menggoda

„i like it…..“ Pangeran Alexander menjawab dengan malu sambil menundukkan wajahnya

„kalau begitu, besok kita coba hal-hal baru“

„huh??“ Pangeran Alexander terkejut dengan ujaran Maximilian. Karena ia sadar, statusnya yang seorang Pangeran mungkin bisa membuat Maximilian sungkan untuk melakukan hal lebih.

„tapi.. kalau Yang Mulia sudah lebih sehat. Bengkak bekas infus udah turun dan suhu tubuh udah balik normal“

„emang kenapa kalau belum baikan??“

„saya takut tubuh Yang Mulia tidak kuat menahan……“

„menahan???“

..

„menahan kebrutalan saya“ tutup Maximilian lalu menggigit telinga Pangeran Alexander yang membuat sang Pangeran mendesah lalu menarik tengkuk sang ajudan lagi untuk melanjutkan ciuman mereka.

Ya, untuk sekarang mereka sepakat untuk hanya berciuman saja, tidak melakukan hal lebih didalam bathup yang dipenuhi air hangat itu

~~

~~

bersambung . . .

Leave a Reply